PEMBANGUNAN WARISAN GEOLOGI (GEOHERITAGE)
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Pada Tahun 2018 DIY mendapatkan penetapan Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG) oleh Menteri ESDM RI setelah melengkapi sejumlah dokumen usulan dan melaksanakan serangkain tahapan proses mendasarkan ketentuan Peraturan Menteri ESDM RI Nomor : 32 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penetapan Kawasan Cagara Alam Geologi. Dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Nomor: 2026K/40/MEM/2018 Tentang Penetapan Kawasan Cagar Alam Geologi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka telah resmi DIY mempunyai sembilan KCAG yang tersebar di empat Kabupaten yaitu :
1. Batugamping Eosen di Kabupaten Sleman,
2. Lava Bantal Berbah di Kabupaten Sleman,
3. Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo di Kabupaten Sleman,
4. Goa Kiskendo di Kabupaten Kulon Progo,
5. Mangan Kliripan-Karangsari di Kabupaten Kulon Progo,
6. Gunungapi Purba Nglanggran di Kabupaten Gunungkidul,
7. Pantai Siung-Batur-Wediombo di Kabupaten Sleman,
8. Bisturbasi Kali Ngalang di Kabupaten Sleman,
9. Gumuk Pasir Parangtritis di Kabupaten Bantul.
Adapun sebaran dari Sembilan KCAG DIY tersebut dapat dilihat pada Peta berikut :
Gambar :Titik Lokasi Sembilan Kawasan Cagar Alam Geologi DIY
Lokasi KCAG dikelola dengan konsep pelestarian yang menggabungkan antara perlindungan dan pengembangan. Salah satu KCAG yang berkembang pesat sampai saat ini adalah Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo di Kabupaten Sleman, yang mendapatkan predikat sebagai destinasi wisata baru terfavorit di Indonesia. Disamping itu juga Gunung Api Purba Nglanggran di Kabupaten Gunungkidul menjadi salah satu destinasi wisata di DIY yang cukup dikenal dan paling banyak dikunjungi pada tahun 2018 setelah Pantai Parangtritis.
Namun belum semua KCAG DIY telah dikembangkan menjadi destinasi wisata favorit, misalnya seperti Mangan Kliripan-Karangsari di Kabupaten Kulon Progo yang lebih berfungsi sebagai Laboratorium Geologi. Namun demikian Kawasan tersebut mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata minat khusus ataupun laboratorium geologi. Disamping itu dapat pula dijadikan sebagai Kawasan potenssial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melaluai pengembangan zona peyangga kawasan dengan digunakan untuk pembangunan fasilitas home stay, food cort, restoran, EO out bond, riset camp, parkir dan lain-lain.
Mendasarkan hasil riset Tim Geoheritage UPN “Veteran Yogyakarta pada tahun 2019 masih ada 11 (sebelas) keragaman geologi (Geodiversity) di DIY yang dapat diklasifikasikan sebagai warisan geologi (geoheritage), yaitu ;
1. Kompleks Bukit Kendil-Puncak Suroloyo di Kabupaten Kulon Progo,
2. Sisa Perbukitan Asal Struktur Geologi Widosari di Kab. Kulon Progo,
3. Formasi Nanggulan Eosen di Kab. Kulon Progo,
4. Perbukitan Sisa Intrusi Diorit Godean di Kab. Sleman,
5. Batuan Merapi Tua Turgo-Plawangan di Kab. Sleman,
6. Aliran Pirokalstik Bakalan di Kab. Sleman,
7. Rayapan Tanah Ngelepen di Kab. Sleman,
8. Sesar Opak Bukit Mengger di Kab. Bantul,
9. Lava Purba Mangunan di Kab. Bantul,
10. Gunung Ireng Pengkok di Kab. Gunungkidul,
11. dan Gunung Genthong di Kab. Gunungkidul.